Kekuasaan dan Wewenang

KEKUASAAN
Kekuasaan adalah kemampuan untuk memberikan pengaruh pada orang lain artinya suatu kemampuan untuk mengubah sikap atau tingkah laku individu atau kelompok. Di suatu organisasi. Manajer menggunakan kekuasaan kemudian ia akan memberikan pengaruh kepada karyawan dibawahnya. Akan tetapi para manajer juga harus menyadari bahwa kekuasaan bukan hanya dimiliki oleh mereka melainkan di tingkat bawah para anggota organisasi juga mempunyai kekuasaan informal yang cukup besar yang didasari oleh pengetahuan, keterampilan atau sumber daya yang mereka miliki. Seorang manajer tidak hanya menerima dan memahami kekuasaan sebagai suatu bagian integral pekerjaannya tetapi juga harus memahami bagaimana menggunakan kekuasaan tersebut, bukan menyalah gunakannya.

Bentuk-bentuk kekuasaan:

  1. Kekuasaan pribadi (personal power)
    Kekuasaan yang di dapat dari pengikut dan didasarkan pada seberapa besar pengikut tersebut mengagumi, respek dan terikat pada pemimpin. Yang termasuk kekuasaan personal adalah kekuasaan keahlian dan kekuasan rujukan.
  2. Kekuasaan posisi (position power)
    Kekuasaan yang di dapat dari wewenang formal organisasi. Besarnya tergantung pada besarnya pendelegasian orang yang menduduki posisi tersebut. Yang termasuk dalam kekuasaan posisi adalah kekuasaan memaksa, kekuasaan menghagai, kekuasaan sah dan kekuasaan pengendali informasi.

Sumber kekuasaan menurut John Brench dan Bertram Raven:

  1. Kekuasaan menghargai (reward power)
    Kekuasan yang didasarkan pada kemampuan seseorang pemberi pengaruh untuk memberi penghargaan pada orang lain yang dipengaruhi untuk melaksanakan perintahnya (berupa bonus, perkembangan karir sampai senioritas atau persahabatan). Misalnya adalah kekuasaan seorang supervisor untuk memberi tugas kepada karyawannya.
  2. Kekuasaan memaksa (coercive power)
    Kekuasaan berdasarkan kemampuan orang untuk menghukum orang yang di pengaruhi jika tidak mau mengikuti perintah atau persyaratan (teguran sampai hukuman).
  3. Kekuasaan sah (legimate power)
    Kekuasaan formal yang diperoleh berdasar hukum atau aturan yang timbul dari pengakuan seseorang yang dipengaruhi bahwa pemberi pengaruh berhak menggunakan pengaruh sampai batas tertentu. Kekuasan sah terbentuk dari nilai-nilai intern karena seseorang tersebut telah diangkat menjadi pemimpinnya. Misalnya hak seorang manajer untuk menetapkan jadwal kerja.
  4. Kekuasaan keahlian (expert power)
    Kekuasaan yang didasarkan pada persepsi atau keyakinan bahwa pemberi pengaruh mempunyai keahlian relevan atau pengetahuan khusus yang tidak dimiliki oleh orang yang dipengaruhi(presional atau tenaga ahli). Misalnya kita melakukan apa yg diperintah oleh dokter kita, kita mengakui akan kekuasaan keahlian mereka.
  5. Kekuasaan rujukan (referent power)
    Kekuasaan berdasarkan pada keinginan dari orang yang dipengaruhi untuk menjadi seperti atau menyamakan dirinya dengan pemberi pengaruh. (karisma, keberanian, simpatik). Misalnya manajer yang populer dan teliti akan mempunyai kekuasaan rujukan bila karyawan termotivasi untuk meniru kebiasaannya.

Seorang manajer berpotensi untuk menggunakan kelima dasar kekuasaan di atas. Kekuasaan sah, kekuasaan menghargai dan kekuasaan memaksa sangat melekat dalam posisi. Tetapi kekuasaan keahlian dan rujukan tidak dapat diberikan kepada manajer bersama dengan jabatan.


WEWENANG
Wewenang merupakan hak untuk memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tujuan dapat tercapai. Memberi wewenang termasuk memberikan kebebasan dan tanggung jawab kepada karyawan untuk melakukan pekerjaannya menurut cara terbaik menurutnya,tanpa harus meminta petunjuk orang yang mempunyai wewenang lebih tinggi.

Sumber wewenang :

  1. Wewenang formal (pandangan klasik / classical view).
    Wewenang pemberian atau pelimpahan dari suatu tingkat yang tinggi ke tingkat yang lebih rendah.
  2. Wewenang penerimaan (acceptance theory of authority).
    Sudut pandang wewenang adalah penerima perintah, bukan pemberi perintah. Pandangan ini berarti bahwa tidak semua perintah dipatuhi oleh penerima perintah. Penerima perintah akan menentukan apakah akan menerima perintah atau tidak.

Dua pandangan wewenang formal :

  1. Pandangan klasik, perintah harus dipatuhi
  2. Pandangan penerimaan, perintah bisa dipertimbangkan kembali apakah akan diterima atau tidak.
Menurut Chester I Bernard, seseorang akan memenuhi perintah apabila dipenuhi kondisi berikut :

  1. Dia dapat memahami
  2. Ia percaya bahwa perintah tersebut tidak bertentangan dengan tujuan organisasi
  3. Perintah tersebut tidak bertentangan dengan kepentingan pribadi secara keseluruhan
  4. Secara fisik dan mental mampu menjalankan perintah tersebut.
Agar wewenang yang dimiliki oleh seseorang dapat ditaati oleh bawahan maka diperlukan adanya :

  1. Kekuasaan (power)
  2. Tanggung jawab dan akuntabilitas
    Tanggung jawab adalah suatu kewajiban untuk melakukan sesuatu yang timbul bila seorang bawahan menerima wewenang dari atasannya. Akuntabilitas adalah permintan pertanggung jawaban atas pemenuhan tanggung jawab yang dilimpahkan kepadanya. Wewenang yang diberikan besarnya harus sama dengan tanggung jawab yang akan diberikan, dan diberikan kebebasan untuk menentukan keputusan-keputusan yang akan diambil.
  3. Pengaruh (influence)
    Yaitu transaksi dimana seseorang dibujuk oleh orang lain untuk melakukan suatu kegiatan sesuai dengan harapan orang yang mempengaruhi. Pengaruh dapat timbul karena status jabatan, kekuasaan, dan menghukum pemilikan informasi lengkap juga penguasaan saluran informasi yg lebih baik

Waktu download materi : 25 Maret 2012 pukul 11.00


KESIMPULAN

Wewenang adalah kekuasaan yang keabsahan ( legitime power ), sedangkan kekuasaan tidak selalu memiliki keabsahan.

Waktu download materi : 25 Maret 2012 pukul 11.00

Comments

Popular Posts