Contoh Penggunaan Bahasa Indonesia secara Baik dan Benar, serta Fungsi Bahasa Sebagai Alat Komunikasi
Bahasa Indonesia
yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan tata bahasa baku yang telah
ditetapkan. Bahasa Indonesia yang benar diterapkan dalam bahasa tulis dan
bahasa lisan yang sifanya resmi misalnya pada saat berpidato. Berbahasa
Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait
dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu,
yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi
prioritas utama.
Misalnya kita berbelanja
di pasar.
Contoh:
Harga
ini berapa bang? (sambil menunjukkan barang yang ditanyakan)
Kalimat di atas
merupakan Bahasa Indonesia yang baik, karena sesuai dengan situasi dan
kondisi. Tetapi belum tentu benar. Tidak mungkin bahasa tersebut kita
ganti dengan bahasa yang benar.
Contoh:
Berapa
harga buku ini satu buah bang?
Harga
satu buah buku ini adalah lima ribu rupiah.
Hal ini tidak
efektif karena pasti akan membutuhkan waktu yang lama dalam hal tawar menawar
tersebut.
Dari contoh
diatas perbedaan antara bahasa yang baku dan non baku dapat terlihat dari
pengucapan dan dari tata cara penulisannya. Bahasa indonesia baik dan benar
merupakan bahasa yang mudah dipahami, bentuk bahasa baku yang sah agar
secara luas masyarakat indonesia berkomunikasi menggunakan bahasa nasional. Jadi,
bahasa Indonesia yang baik belum tentu benar. Bahasa Indonesia yang benar bisa
dikatakan baik.
Fungsi Bahasa
sebagai alat komunikasi
Bahasa sebagai
sarana komunikasi mempunyai fungsi utama bahwa komunikasi ialah penyampaian
pesan atau makna oleh seseorang kepada orang lain. Keterikatan dan keterkaitan
bahasa dengan manusia menyebabkan bahasa tidak tetap dan selalu berubah seiring
perubahan kegaiatan manusia dalam kehidupannya di masyarakat. Perubahan bahasa
dapat terjadi bukan hanya berupa pengembangan dan perluasan, melainkan berupa
kemunduran sejalan dengan perubahan yang dialami masyarakat. Terutama pada
penggunaan Fungsi komunikasi pada bahasa asing Sebagai contoh masyarakat
Indonesia lebih sering menempel ungkapan “No Smoking” daripada “Dilarang
Merokok”, “Stop” untuk “berhenti”, “Exit” untuk “keluar”, “Open House” untuk
penerimaan tamu di rumah pada saat lebaran. Jadi bahasa sebagai alat komunikasi
tidak hanya dengan satu bahasa melainkan banyak bahasa.
Bahasa merupakan
akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila
ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami. Penggunaan bahasa sebagai alat
komunikasi, memiliki tujuan tertentu yaitu agar kita dipahami oleh orang lain.
Jadi dalam hal ini respons pendengar atau lawan komunikan yang menjadi
perhatian utama kita.
Bahasa sebagai
alat komunikasi, bahasa merupakan alat untuk merumuskan maksud kita. Dengan
komunikasi, kita dapat menyampaikan semua yang kita rasakan, pikirkan, dan
ketahui kepada orang lain, kita dapat mempelajari dan mewarisi semua yang
pernah dicapai oleh nenek moyang kita dan apa yang telah dicapai oleh
orang-orang sejaman kita.
Sumber:
dmsprmn.blogspot.com
syafruddin41.blogspot.com
vhi3y4.wordpress.com
Sumber:
dmsprmn.blogspot.com
syafruddin41.blogspot.com
vhi3y4.wordpress.com
Comments
Post a Comment