Contoh Tulisan Ilmiah Populer
Shisha Tidak Lebih Aman Dibandingkan Rokok
Shisha dan sejenisnya berasal dari Timur Tengah sudah menjadi hal yang biasa untuk masyarakat di sana. Di Indonesia bahkan sudah mulai populer. Studi pada tahun 2011 menemukan lebih dari 40 persen mahasiswa telah menggunakan shisha, dan sebagian besar percaya shisha lebih aman dibandingkan rokok.
Selama ini sebagian besar masyarakat yakin bahwa tembakau yang terdapat di dalam pipa shisha tidak beracun, juga bahwa air di shisha tidak menyaring bahan beracun di dalam asap tembakau. Faktanya, penghisap shisha bahkan sebenarnya menghisap asap tembakau melebihi penghisap rokok.
Saat dilakukan pengukuran jumlah nikotin dalam darah, ditemukan bahwa penghisap shisha memiliki kadar nikotin dalam darah sekitar setengah total kadar nikotin dalam darah perokok. Ditemukan juga bahwa tingkat yang lebih rendah masih dapat menimbulkan kecanduan.
Para peneliti juga menemukan bahwa kadar karbon monoksida dalam napas peserta dengan shisha 2.5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan perokok. Padahal karbon monoksida inilah yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan kematian mendadak pada orang yang memiliki penyakit jantung atau paru-paru.
Selain itu, peneliti pun mengkaji urine peserta dan menemukan bahwa penghisap shisha memiliki tingkat signifikan benzena lebih tinggi dibandingkan pada perokok. Benzena merupakan faktor yang dikaitkan dengan risiko penyakit leukemia.
"Dari hasil penelitian ini, paling dikhawatirkan adalah risiko leukemia terkait dengan tingginya tingkat paparan benzena dengan menghisap pipa air seperti shisha," lanjut penulis peneliti dari UC San Francisco, seperti dikutip dari LA Times, Senin (22/4/2013).
http://health.detik.com/read/2013/04/22/160036/2227170/763/studi-shisha-tidak-lebih-aman-dibandingkan-rokok
Comments
Post a Comment